Blog Joshaxis soft opening pada 1 Oktober 2009 dan dilaunching pada tgl. 3 Oktober 2009 yang lalu.
Info lainnya silahkan klik disini
Di ulang tahun ke 1 blog tercinta ini, Joshaxis mempersembahkan ringkasan soft story episode 1
SERIAL JOSHADU
berjudul "PELANGI BELANTARA"
dengan sub judul "GEONANDA WINARTHA JATUH"
Cerita ini fiksi, mohon maaf bila ada kesamaan nama ataupun tempat, hanyalah merupakan kebetulan.
Jakarta, 1 Oktober 2010
Regards, Joshaxis
Joshadu...
nama lengkapnya adalah
Joshadu Windowsadu,
dara yang terlihat selalu tenang.
Mungkin bagi yang baru mengenal,
ada yang menganggapnya terlalu pendiam atau bahkan introvert...
Bagiku dia bagai air sejuk ditengah dahaga dalam gersang asa berlayar
coba gapai pelangi harapan indah.
Dibalik ketenangannya yang terkadang mencenungkanku sedang berada di tenangnya lautan luas tanpa tepian, tanpa ombak, tanpa badai, bahkan anginpun diam seakan di cerita tenang segitiga bermuda..., dia sangat membuatku rindu. Betapa dia tak mempedulikan perbedaan status, bila mengingat jenjang akademik serta karirnya, sangatlah jauh dar...
nama lengkapnya adalah
Joshadu Windowsadu,
dara yang terlihat selalu tenang.
Mungkin bagi yang baru mengenal,
ada yang menganggapnya terlalu pendiam atau bahkan introvert...
Bagiku dia bagai air sejuk ditengah dahaga dalam gersang asa berlayar
coba gapai pelangi harapan indah.
Dibalik ketenangannya yang terkadang mencenungkanku sedang berada di tenangnya lautan luas tanpa tepian, tanpa ombak, tanpa badai, bahkan anginpun diam seakan di cerita tenang segitiga bermuda..., dia sangat membuatku rindu. Betapa dia tak mempedulikan perbedaan status, bila mengingat jenjang akademik serta karirnya, sangatlah jauh dar...
= SERIAL JOSHADU =
P E L A N G I B E L A N T A R A
Episode 1
GEONANDA WINARTHA JATUH
1. KETENANGAN JOSHADU
2. GEONANDA WINARTHA
3. MIE GORENG
4. PASSWORD LAPIS 6
5. GEO CODE
6. FILE ITU
2. GEONANDA WINARTHA
3. MIE GORENG
4. PASSWORD LAPIS 6
5. GEO CODE
6. FILE ITU
1. KETENANGAN JOSHADU
O
h Geo..., kamu sedang menulis apa ini, lanjutannya dimana?" batin Joshadu bertanya sendiri sambil coba perhatikan kembali kode demi kode pada file tulisan tersebut yang sepertinya terpotong.
Air mata kembali menetes dipipinya, "Geo..., cepat sembuh ya..." harapnya sambil melamun.
Telp siang tadi seakan menghantam ketenangannya.
"Kak Josh..., kantor terkena gempa dan Kak Geo jatuh dari tangga darurat saat kepanikan terjadi."
Josh mengenali suara di telp tersebut adalah salah seorang pegawainya. Di kantornya yang masih terbilang baru ini, Josh menerapkan sistem kekeluargaan dengan tetap mengedepankan keprofesionalan.
Walau sebagai pimpinan, Josh sering mengajak mereka makan bersama satu meja, bercanda dan menganggap mereka teman dalam memajukan usaha kerja.
Formalitas hanya Josh terapkan pada kertas-kertas perjanjian, keputusan, atau sejenisnya...
Josh gembira dengan panggilan 'Kak' dari mereka yang masih lebih muda darinya atau 'Non' dari mereka yang berusia jauh diatasnya.
Dikarenakan beberapa pekerjaan lainnya cukup menyita waktu, maka banyak urusan dikantor itu Josh serahkan pada Geo, seorang cowok bernama lengkap Geonanda Winartha yang menjadi wakilnya di kantor tersebut.
Seiring berjalannya sang waktu, hati Josh merekah ingin bersatu dengan nama yang kini dianggapnya indah 'Geonanda Winartha'. Jadi selain sebagai tempat kerja, kantor tersebut kini juga menjadi tempat pertemuan indahnya.
"Lalu sekarang Kak Geo nya dimana?" tanya Josh memburu.
"Kak Geo sudah kami bawa kerumah sakit, kepalanya terbentur, la...".
"Cukup, aku segera kesana, makasih ya..." potong Josh dengan suara parau.
Dinding ketenangannya yang indah bagai dilapisi peredam sempurna, cat supermahal yang mudah dibersihkan dari kotoran serta anti gores kwalitas titanium, kini seakan retak....
Josh mengenal Geo dari seorang teman kampus setahun lalu saat akan membuka kantor usaha barunya ini. Teman kampusnya yang sudah berkeluarga dan berada di luar negri tersebut memberi tahu bahwa seorang pemuda tetangga kosnya di Jakarta dulu cukup cocok untuk bekerjasama memulai serta memajukan usaha kantor ini.
Waktu itu belum ada satupun karyawan dikantor barunya ini, sambil melihat sekeliling ruangan demi ruangan yang dindingnya masih menebarkan aroma cat, Josh tersenyum, “Hmm,
aku tidak mencari karyawan yang pintar dengan ranking tinggi di akademiknya,
aku juga tidak mencari karyawan berpengalaman tahunan atau puluhan tahun,
aku mencari mereka yang membutuhkan dan jujur serta siap membantu mengembangkan usahaku dengan skil yang cukup untuk melakukannya.” batinnya.
2. GEONANDA WINARTHA
Geonanda Winartha namanya, pemuda tersebut masih single dan sekarang sedang membutuhkan perkerjaan…, sifatnya hampir mirip denganmu, pendiam dan memiliki ide-ide yang terkadang berbeda dengan sekitar. Tapi dia positif thinking kok…” ucap teman kampus Josh setahun lalu by mobile phone.
“Geonanda Winartha…., namanya unik…, eh tapi bukankah namaku juga unik ‘Joshadu Windowsadu’, ah kok aku jadi mengungkit tentang nama, baiklah aku terima dia, semoga seperti yang kuharapkan….” balas Joshadu.
Lambat laun, entah karena ternyata memiliki beberapa persamaan persepsi hidup, atau persamaan berasal dari timur pulau Jawa atau lainnya, yang jelas kini, Josh tidak menganggap Geo sebagai bawahannya, melainkan teman dalam merintis usaha kerja bahkan cenderung lebih dari itu...
"Maaf, Mbak..., kondisi Mas Geonanda Winartha yang jatuh, sampai saat ini masih sangat kritis, dia mengalami gegar otak...." perkataan dokter di rumah sakit itu mengagetkan lamunannya sekaligus melimbungkannya hingga tidak mendengar lagi perkataan lain dari dokter tersebut.
Lalu Josh duduk lunglai diruang tunggu.
Waktu berlalu dan sudah enam jam Josh bersama beberapa karyawannya menunggui, namun Geo belum juga siuman sejak terjatuh...
"Kak..., kelihatannya kakak lelah..., lebih baik kakak pulang dulu istirahat, biar kami disini.... Nanti kami kabari perkembangan selanjutnya..." ucap seorang karyawannya.
Lembut pipi Josh terlihat pucat, pancaran matanya agak sembab... diam beberapa saat lalu manatap wajah karyawannya tersebut serta yang lainnya.
Baru disadarinya bahwa dia bersama enam orang karyawannya duduk diruang tunggu depan pintu yang tertutup berlabel sebuah nama ‘Geonanda Winartha’ telah saling diam beberapa jam terakhir ini .
"Oh..., terima kasih ya..., baik aku pulang dulu" jawab Josh hampir tanpa ekspresi serta kehilangan senyum yang biasanya bertengger dibibir manisnya.
Dengan langkah kaki agak berat dan sedikit limbung, Josh berusaha menopang dinding ketenangannya. Gontai melangkah dan sebelum keluar dari pintu ruangan tunggu itu, Josh menoleh menatap wajah enam karyawannya yang juga menatapnya. Josh coba membuat lekukan senyum dibibirnya, namun sulit. Malah air matanya serasa ingin tumpah saat pandangannya tertumbuk pada sebuah pintu yang masih tertutup berlabel sebuah nama yang sangat dikenalnya ‘Geonanda Winartha’.
Josh kemudian menatap lagi ke 6 karyawannya sebentar lalu melanjutkan langkahnya.
"Kasihan ya 'Kak Josh, sepertinya baru kali ini aku lihat dia seperti itu..." ungkap seorang cewek dari enam karyawan Josh dibangku itu.
"Oh ya..., bagaimana kalau aku menemaninya pulang..." tanya seorang cowok yang juga karyawan Josh tersebut.
"Jangan..., jangan..., biarkan Kak Josh pulang sendiri, mungkin dia sedang butuh menyendiri..., toh dia diantar sama sopirnya khan..." jawab lainnya.
"Ehm..., iya sih..., tapi jangan anggap aku mau cari muka lho..." timpal cowok tadi.
"Wew, bukan begitu maksudku, sepengetahuanku 'Kak Josh itu memiliki cara pandang berbeda, seperti bila memandang warna pelangi merah, dia akan kombinasikan beberapa kode yang dia ketahui untuk menjadikannya warna merah, mengapa warna merah, serta ada apa dibalik warna merah... seperti yang pernah dicandakannya dulu padaku, jadi ya aku takut aja kalau kita malah membuat yang tidak diinginkan, apalagi disaat seperti ini."
Cowok tadi tersenyum lalu menyahut, "Ya... juga sih, 'Kak Josh dan Kak Geo itu orangnya baik sekali, aku juga takut bila melukai hatinya walau mungkin nggak sengaja..., semoga 'Kak Geo cepat sembuh... ya…."
3. MIE GORENG
Ditengah perjalanan, hujan turun dengan sangat lebatnya, kemacetan luar biasa lebih macet dari biasanya terjadi.
Josh tahu, hal semacam ini membuat para sopir bertambah lelah. Diingat-ingatnya ternyata dimobilnya ini tidak ada satupun makanan ringan, termasuk permen di laci depan sudah habis…, tasnya juga tidak berisi makanan ataupun minuman.
Josh coba mencarinya bukanlah untuk dirinya, malainkan Josh memikirkan sopirnya agar tetap merasa nyaman. Josh sendiri sebenarnya juga capek, lapar, dan haus, namun Josh coba menahannya.
Melihat macet yang luar biasa tersebut, Josh kemudian berkata, “Pak, nanti kalau ada restoran, rumah makan atau sejenisnya, tolong mampir ya…, kita makan dulu sambil tunggu barangkali hujan agak reda dari lebatnya ini.
“Iya Non, disamping hujan dan macet, banjir juga sudah mulai meninggi, dari tadi saya sebenarnya ingin menepikan mobil dulu, tapi nggak enak sama Non yang mungkin ingin cepat sampai dirumah…” jawab sopir Joshadu.
“Oh… Bapak, kalau begitu kita menepi aja dulu, kalau bisa cari tempat yang menyediakan makanan buat menganjal perut kita…, itu tu didepan ada tenda penjual mie, yuk kesana dulu…” pungkas Joshadu.
“Iya Non, itu ada…, tapi bukan restoran atau rumah makan, memangnya Non mau…?”
“Aduh…, Bapak, saya juga sering makan ditempat seperti itu saat dikampus, yuk kesana…“ sahut Joshadu.
Sambil menunggu mie goreng yang dipesan, Joshadu meminum capucino hangat pesanannya yang telah dihidangkan.
“Non…, hati-hati banyak yang bertampang seram serta ada yang memamerkan tato…” bisik sopirnya sambil meletakkan gelas kopi ditangan yang baru diminumnya seperempat gelas.
Joshadu mengerling sebentar , “Oh mungkin mereka lepas baju karena kehujanan…, dan kebetulan ada tato dari masa lalu didadanya…, hmm tatonya bagus kok…”
“Aduh Non, saya nggak bawa apa-apa, ada juga kunci inggris dan peralatan lainnya di mobil”
“Hmm, tenang aja Pak, sketsanya lihat banyak gelas dan garpu dimeja ini, ada cabe, saos dan lainnya, belum lagi sepatu hak saya….” Joshadu tersenyum melihat sopirnya terpana mendengar bisikan baliknya.
“Dulu hal semacam ini biasa bagiku…” batin Joshadu, “Hmm, mungkin daya motorikku kini tak seperti dulu dan lagi aku jauh dari teman-teman laluku…, ya semoga tidak terjadi apa-apa…., eh terjadi apa-apa…?”
Memikirkan ‘terjadi apa-apa’ seketika Joshadu teringat dengan Geo di rumah sakit. “Oh Geo…, cepat sembuh ya…” bisik hatinya menahan isak.
Tak lama berselang, mie pun dihidangkan sesuai pesanan. Joshadu menatap mie goreng dengan telur rebus, tomat serta daun sawi hijau yang direbus itu menggugah perutnya yang lapar untuk segera melahapnya. Hampir sama dengan yang selalu dilakukannya bersama teman-teman lalunya, kalau memesan mie goreng, Josh lebih suka dengan tambahan telor rebus utuh dari pada telor goreng pada umumnya. Josh suka ketika sendoknya membelah telor rebus itu terlihat kuning telor ditengah putih telor yang melingkarinya… ada sensasi tersendiri baginya.
Ketika sedang asyik melahap mienya, telinga Josh mendengar perkataan seorang pembeli bertato dimeja lainnya.
“Hmm, bila makan mie begini jadi ingat anak-anak dan istriku yang suka makan mie instan juga…“
“Iya sama anak-anakku juga, mana mie instan sekarang pada mahal lagi…, bayangin rata-rata sekarang
harga perbungkus mie instant mentah hampir sama yaitu Rp.1500 per bungkus, bahkan ada yang lebih mahal dengan berbagai rasa atau tipe jumbonya…” timpal temannya.
“Ups…, benar dugaanku mereka orang baik-baik…, buktinya ingat anak istrinya dirumah, yang lepas baju itu mungkin karena basah terkena hujan deras ini…. Hmm, harga mie segitu mungkin tak menjadi soal bagi rekan-rekan yang biasa meeting denganku…, bahkan bisa jadi justru menjadikannya area expose untuk keperluan tertentu. Tapi kasihan bagi mereka yang berpendapatan pas-pasan atau terkadang tidak ada…, Oh my God…, semoga Negri tercinta ini makin makmur tak hanya bagi yang berperekonomian subur, namun merata bagi yang mungkin kurang mujur…”
“Non, hujan sudah reda dan banjir juga mulai surut, bagaimana kalau kita pulang sekarang?”
Joshadu menoleh pada sopirnya, kemudian melihat hujan yang mulai reda, dan mangkok mienya juga sudah habis isinya.
“Baik, mari kita pulang…” jawab Joshadu yang kemudian membayar mie dan minumannya bersama sopirnya tersebut.
Mobil Joshadu bergerak dengan tenang, untung kemacetan sudah mulai berkurang….
4. PASSWORD LAPIS 6
S
esampainya dirumah, Josh mandi air hangat lalu mengambil roti selai dan segelas susu kental manis. Josh belum mengantuk, justru Josh seakan tidak mengantuk.
Tiba-tiba Josh teringat sore tadi dirumah sakit, seorang karyawannya memberikan flashdisk berisi copy file data dari komputer Geo atas permintaannya.
Josh tidak ragu melakukannya dan memberikan password komputer Geo pada karyawan itu, yang selain menurutnya karyawan tersebut cukup dapat dipercaya, Josh juga tahu bahwa files data Geo selalu terproteksi dengan password yang Geo sebut sebagai password lapis 6, ingin tertawa rasanya bila mengingat Geo mengungkapkan jabaran element password lapis 6 nya.
“Pertama yaitu file proteksi password, kedua yaitu file kamuflase crash, ketiga yaitu file kamuflase extensions, keempat yaitu file proteksi rar, kelima yaitu file proteksi hide, keenam yaitu file proteksi code, ini masih bisa ditambahi dengan proteksi folder dan lainnya bila diperlukan…” ungkap Geo waktu itu.
“Aku pernah baca di internet dengan keahlian tertentu, password yang kamu sebutkan diatas tetap bisa dibuka lho, kecuali mungkin yang ke enam itu…, maksudnya proteksi code itu apa sih?” tanya Josh.
“Proteksi code yang kumaksud bukanlah enskripsi data komputer sebenarnya, namun berisi kode-kode tersendiri karanganku…” lanjut Geo
“Apakah password lapis 6 ini masuk standarisasi komputer pada umumnya?” tanya Josh kembali.
Geo tersenyum, Josh melihat senyum Geo sangat indah baginya. Geo lalu berkata “Tidak, justru ini gabungan dari beberapa proteksi, terlebih dengan proteksi code yang adalah karanganku, jadi mungkin cukup sulit bagi yang tidak tahu….”
“Baik, lalu kelemahannya apa? Pasti ada dong…” goda Josh.
“Ya…, walaupun password lapis 6 ini kuharap bisa juga digunakan pada OS dibawah awal Milenium, pastinya diperlukan waktu tambahan untuk memproteksi dan membukanya, kemudian yang keenam yaitu proteksi code tersebut hanya bisa diterapkan pada jenis files tertentu. Namun untuk database personal, password lapis 6 ini rasanya cukup, mengingat kita belum mengadopsi program khusus untuk database kantor secara menyeluruh.” lanjut Geo.
Terkenang itu, tanpa terasa pipi Joshadu basah oleh air mata…. “Duh…, cepat sembuh ya Geo…” jerit hatinya yang kini tak dapat menahan isak.
Lalu dari tasnya diambil sebuah flashdisk 2G yang diberikan karyawannya tadi, kemudian jemarinya menekan tombol power PC pribadinya.
Sesaat kemudian setelah memasukkan password, monitor LCD PC nya menampilkan ‘jendela’ yang siap digunakan. flashdisk tersebut lalu ditancapkan pada CPU nya.
Josh tersenyum melihat isi flashdisk tersebut, yang mungkin tidak ada yang mengira kalau itu files data kerja…
“Ini lho rahasianya untuk membuka files terproteksi password lapis 6 ku…, bila ada tanda demikian, maka berarti file ini demikian dan buka dengan password demikian yang kita dapat dari kode demikian sesuai dengan kondisi demikian…” terang Geo suatu sore….
Kini keterangan Geo itu membantunya membuka dan membaca file dari flashdisk tersebut dengan lebih cepat seperti membaca file biasa, walau agak repot dan beda.
--- 0 ---
5. GEO CODE
U
ntuk kode-kodenya, Josh sebenarnya masih belum memahami semua, karena walaupun kode dari A sampai Z sudah diberikan oleh Geo, namun kode itu bukanlah kode structural komputer, hexadesimal, binner atau lainnya yang mungkin ada dibuku computer ataupun internet, melainkan asli enskripsi gaya Geo sendiri yang akan diperbaharui bila menemukan ide lain lagi.
Memang ada tanda-tanda khusus untuk kode yang diperbaharui serta singkatan lainnya…., tapi bukankah bagi orang lain cukup menyulitkan, seperti halnya yang disebutnya ‘multi kompilasi’ untuk tulisan ‘terima kasih’ diterjemahkannya ke bahasa Inggris yang diketahuinya jadi ‘Thanks’ lalu digabungkannya dengan bahasa Jepang yang diketahuinya jadi ‘Arigatou‘ kemudian diambil huruf depannya saja sehingga disingkat jadi ‘TA’ , kemudian singkatan ‘TA’ ini dibalik urutan hurufnya sehingga menjadi ‘AT’ membalik singkatan ini adalah kolaborasi imajinasinya dengan nuansa nama kota ‘Malang’ kesukaannya yang biasa dibalik menjadi ‘Ngalam’. Kemudian ‘AT’ tersebut ditulis dengan tanda khusus, dan hanya memerlukan dua sentuhan jemari pada tuts keyboard pc untuk menghasilkan 1 ketikan tanda khusus, yaitu : @ , namun arti tanda ini tidak selalu ‘terima kasih’ di Geo Code, sebab tergantung kode kalimatnya.
Ada kode khusus pada awal kalimat yang menjadi patokan info bahwa suatu tulisan kode pada kalimat tersebut asalnya diterjemahkan dari bahasa apa ke bahasa apa kemudian apa, serta di singkat berapa huruf dengan imajinasi apa.
Pernah suatu ketika Josh memperlihatkan tulisan allay di internet pada Geo. Ternyata Geo agak kesulitan dengan tulisan tersebut walaupun berhasil membacanya dengan mengira-ngira dan menyatukan kalimatnya terlebih dahulu, menurutnya tulisan tersebut suatu kreasi tersendiri, namun tidak cocok untuk tulisan yang bersifat rahasia, selain penggunaan pada asterik password dan style lainnya.
“Beda… Josh, kodeku ini lebih cenderung pada sandi rahasia yang tidak mudah dimengerti. Walau sederhana, namun dengan kompilasi singkatan dengan beberapa terjemahan bahasa asing yang bahkan mungkin artinya berbeda, tentu membuat kodeku yang kunamakan Geo Code ini memiliki style tersendiri.” jelas Geo.
Joshadu menatap Geo yang tersenyum padanya, ya sudah hampir setahun ini seakan batasan kerja Geo dengannya tidak ada selain dalam lembar-lembar dokumen atau surat kerja.
Geo tidak memanggilnya ‘Kak, ‘Bu, atau lainnya dan itu memang atas permintaannya sendiri, karena memang usia Geo tiga tingkat diatasnya. Joshadu cukup gembira dengan keadaan ini, dimana tempat kerja yang dirintisnya ini ternyata sangat nyaman dengan sistem kekeluargaan, saling mengasihi satu sama lain dengan tetap mengedepankan keprofesionalan…, disamping itu Josh juga ada hati pada Geo..., karyawan pertama dan cinta pertamanya ini.
“Jadi kode tersebut hanya kamu dan aku yang tahu?” tanya Josh meyakinkan.
“Sampai dengan saat ini ada 6 orang termasuk kita yang mengetahui kode ini, namun yang perkembangan terbaru tentulah kita….” Jawab Geo.
Josh menatap monitor komputer berisi tulisan kode tersebut, lalu menatap Geo, ada rasa makin penasaran dengan kode ini, “Siapakah mereka” tanyanya.
Kini ganti Geo menatap Josh dengan tersenyum, lalu berkata “pertama adalah seorang cewek genius di Tretes yang kini entah dimana, kedua seorang sahabat hebat yang menetap di Tulunggagung bersama istrinya, ketiga adalah seorang sahabat yang memiliki analogi mirip denganku yang entah kini berada dimana, keempat adalah kakakku 'Yg' di Bali, kelima dan keenam adalah kita….”
“Hmm aku tahu…, pengarangnya adalah kamu dan mereka termasuk aku yang mengikuti khan…” goda Josh.
“Hampir benar, tapi aku mulai menyukai kode semacam ini adalah karena cewek genius tadi, kode-kode yang diberikannya dulu cukup menarik minatku, namun semenjak aku berkenalan dengan benda bernama komputer, aku mulai ingin agar kode tersebut bisa diketik secara langsung dari keyboard tanpa program khusus dan dapat diterapkan dengan ten finger sytem atau tidak, bahkan bisa diketik dengan mesin ketik manual.
Bila ada salah satu tuts keyboard PC tidak berfungsi, atau tuts mesin ketik manual model lama tidak terdapat tanda yang diharapkan, maka bisa dikompile dengan tanda kode khusus mendampingi multi kompilasinya.
Berhubung kode-kode yang dulu itu adalah tulisan tangan yang terkadang semacam gambar bunga, pedang, tombak dan lainnya, kalaupun mau di terapkan dikomputer, harus membuatnya dulu di corel atau semacamnya lalu mencompilenya sebagai extensi font dengan program khusus. Kemudian menginstal font tersebut. Kendalanya bila dibuka dikomputer lain yang belum diinstal font tersebut, maka susunan kode akan kacau tidak terbaca bahkan juga sulit bagi pembuatnya…. Lalu aku upgrade total kode itu dalam beberapa dekade sampai yang terakhir ini demikian dan kuberi nama Geo Code…, Geo Code ini bisa dikirim by email, yang bisa dibuka dimanapun berada asal bisa membaca arti kode ini, bila ada yang sangat spesifik, aku menambahkan multi kompilasi dan kode khusus bila diperlukan, serta bisa juga menjadikannya sebagai format html seperti kesukaanku belakangan ini, atau menyelipkannya diantara kode html itu sendiri…” jawab Geo santai menerangkannya.
“Geo Code ini aman, tidak mewakili program computer apapun, karena Geo Code sifatnya adalah info tersembunyi tanpa merusak atau mengeksekusi suatu perintah program computer apapun” lanjutnya.
“Wah hampir mirip kesukaanku juga dong…, bedanya aku hanya menggunakan coretan cerita….” Sahut Joshadu menatap Geo dengan senyuman.
Geo tampak sedikit mengeryit lalu pandangannya berbinar dan berkata, “Oh seperti cerita Joshananda Nadisona Astatiara itu ya…, hebat, aku ingin bisa menulis seperti itu. Hmm…, kok nama tokoh cerita itu mirip dengan namaku ya…, ada ‘nanda’nya…”
Senyum Joshadu mengembang. “Itu hanya kebetulan saja, cerita fiktif dara bernama Joshananda Nadisona Astatiara karanganku itu juga kuselipkan nama panggilanku ‘Josh’ he he he….” balas Joshadu.
“Dan upgrade Geo Code terus kamu lakukan…, menuju yang mungkin bisa dilakukan bukan?… ha ha ha….” pungkas Josh kemudian sambil tertawa mengembalikan pembicaraan ke Geo Code.
--- 0 ---
6. FILE ITU
E
h…, itu file apa?” batin Josh tersadar dari lamunan ketika kursor mousenya menyentuh sebuah file berkapasitas hanya 1kb dan berextention *.txt di monitor LCD PCnya.
“Nggak biasanya Geo membiarkan file terbuka tanpa password, atau ini kamuflase lainnya…” Joshadu penasaran ingin tahu.
Ketika file tersebut diklik dan terbuka, ternyata isinya hanya 6 baris tulisan, namun kesemuanya adalah kode sandi.
Josh tersenyum ketika memeriksa tidak ada kode khusus yang melambangkan file tersebut apa, dengan demikian file tersebut adalah asli file *.txt yang isinya adalah itu. Namun yang membuat agak sulit adalah ternyata isi tulisan kode tersebut berpadu dengan multi kompilasi…
“Duh apa ya arti kode di file itu…?” tanya hatinya.
Segera Josh membuka file yang pernah diberi oleh Geo beberapa waktu lalu yang berisi info multikompilasi terbaru by Geo. Setelah didapatnya, Josh meraba satu demi satu arti kode tersebut.
Tidak mudah, karena ada beberapa yang memakai multi kompilasi dari prosa kata dan bahasa…, lebih sulit dari pada sebuah kalimat allay yang terkadang memenuhi facebooknya.
“Namun bila semua orang mudah membacanya, bukankah itu justru membuat kode sandi ini kehilangan kelas privasinya…” relung Joshadu terus mencoba meraba.
“Hmm, sebenarnya aku menyukai kode sandi Geo ini karena dulu akupun pernah mempelajari yang hampir sama fungsinya sewaktu ikut Praja Muda Karana label merah…” batin Josh.
Sambil coba terus menerjemahkan kode sandi buatan Geonanda Winartha tersebut, Josh ingat sewaktu remaja pernah jadi Penggalang Praja Muda Karana atau Pramuka Penggalang. Ada beberapa sandi yang dipelajari, seperti sandi rumput, morse, kotak, dan lainnya. Kini Josh sudah lupa dengan sandi-sandi yang dulu itu, hanya beberapa sandi kotak masih sekilas diingatnya. Kala itu ada dua versi sandi kotak yang dipelajarinya, yaitu dwi dan tree.
Tapi kesemuanya memang tak bisa langsung diketik pada computer seperti sandi kode Geo ini.
“Apa ya sebenarnya arti kode di file itu…?” penasaran Josh dalam hati sambil terus merangkai kode-kode tersebut tak peduli malam kian larut menghampiri pagi bersamaan dentangan lonceng jam kunonya berbunyi sekali di ruang tamu terdengar masih gagah seperti dulu saat remajanya bermimpi.
“Nah… ini komplit sepertinya…” gumam Josh pada diri sendiri ketika mengetahui bahwa usahanya ternyata berhasil menerjemahkan kode sandi Geo nya ke bahasa Indonesia yang utuh.
“Oh Geo..., kamu sedang menulis apa ini, lanjutannya dimana?" batin Joshadu bertanya sendiri sambil coba perhatikan kembali kode demi kode pada file tulisan tersebut yang sepertinya terpotong.
“Apa tadi sewaktu mengetik ini, tiba-tiba terjadi gempa dan Geo belum sempat meneruskan serta mempassword opennya…”
Joshadu mengetahui bahwa file sederhana *.txt dari notepad standart pun bisa dipassword open menggunakan password lapis 6 by Geo. Namun mungkin karena kecapean, Josh kurang menyadari bahwa sebenarnya file itu telah menggunakan bagian dari proteksi tingkat 6 yakni proteksi code by Geo, karena semua isi tulisannya adalah berupa Geo Code. Inilah yang coba dikembangkan Geo yaitu tulisan terproteksi independent tanpa password dan atau lainnya.
Joshadu berhasil merangkai kalimat yang tersembunyi di hamparan kode tersebut, karena telah diberi petunjuk dan catatan versi terbaru oleh Geonanda Winartha beberapa waktu sebelumnya untuk membaca Geo Code.
“Kalau terjadi apa-apa…, bagaimana ya…., aku tidak tahu dan binggung rasanya…. Kok dari tadi nggak ada telp kabar perkembangan Geo di rumah sakit ya…, atau mereka sudah pada tidur? Tapi yang penting Geo harus sembuh…, harus….” hati Josh seakan tak henti-hentinya bersuara.
“Oh Geo…, kamu tidak sedang berada disegitiga bermuda…, kamu tidak sendiri ada aku yang merindukanmu….“
Air mata kembali menetes dipipinya, "Geo..., cepat sembuh ya..." harapnya sambil melamun.
“Mengapa kamu bisa jatuh Geonanda…., Joshadu Windowsadu yang kamu lihat sepertinya selalu tenang, kini sulit untuk tenang Geo….” tangis Josh kini tak terbendung lagi, tetesannya seakan lebih deras dari hujan diluar rumah yang seakan menemani sunyinya malam merambat pagi….
“Oh Geo…,file itu...” zzz....
Joshadu Windowsadu merasa dinding ketenangannya roboh, dia lunglai, capek dan tertidur tak mampu mendengar dentang lonceng jam kunonya berbunyi tiga kali dikesunyian pagi yang masih merintikkan hujan bercampur desir angin dingin….
File itu berisi tulisan yang terpotong, seperti berikut ini :
Joshadu... nama lengkapnya adalah Joshadu Windowsadu, dara yang terlihat selalu tenang. Mungkin bagi yang baru mengenal, ada yang menganggapnya terlalu pendiam atau bahkan introvert...
Bagiku dia bagai air sejuk ditengah dahaga dalam gersang asa berlayar coba gapai pelangi harapan indah.
Dibalik ketenangannya yang terkadang mencenungkanku sedang berada di tenangnya lautan luas tanpa tepian, tanpa ombak, tanpa badai, bahkan anginpun diam seakan di cerita tenang segitiga bermuda..., dia sangat membuatku rindu.
Betapa dia tak mempedulikan perbedaan status, bila mengingat jenjang akademik serta karirnya, sangatlah jauh dar...
--- End ---
S
esampainya dirumah, Josh mandi air hangat lalu mengambil roti selai dan segelas susu kental manis. Josh belum mengantuk, justru Josh seakan tidak mengantuk.
Tiba-tiba Josh teringat sore tadi dirumah sakit, seorang karyawannya memberikan flashdisk berisi copy file data dari komputer Geo atas permintaannya.
Josh tidak ragu melakukannya dan memberikan password komputer Geo pada karyawan itu, yang selain menurutnya karyawan tersebut cukup dapat dipercaya, Josh juga tahu bahwa files data Geo selalu terproteksi dengan password yang Geo sebut sebagai password lapis 6, ingin tertawa rasanya bila mengingat Geo mengungkapkan jabaran element password lapis 6 nya.
“Pertama yaitu file proteksi password, kedua yaitu file kamuflase crash, ketiga yaitu file kamuflase extensions, keempat yaitu file proteksi rar, kelima yaitu file proteksi hide, keenam yaitu file proteksi code, ini masih bisa ditambahi dengan proteksi folder dan lainnya bila diperlukan…” ungkap Geo waktu itu.
“Aku pernah baca di internet dengan keahlian tertentu, password yang kamu sebutkan diatas tetap bisa dibuka lho, kecuali mungkin yang ke enam itu…, maksudnya proteksi code itu apa sih?” tanya Josh.
“Proteksi code yang kumaksud bukanlah enskripsi data komputer sebenarnya, namun berisi kode-kode tersendiri karanganku…” lanjut Geo
“Apakah password lapis 6 ini masuk standarisasi komputer pada umumnya?” tanya Josh kembali.
Geo tersenyum, Josh melihat senyum Geo sangat indah baginya. Geo lalu berkata “Tidak, justru ini gabungan dari beberapa proteksi, terlebih dengan proteksi code yang adalah karanganku, jadi mungkin cukup sulit bagi yang tidak tahu….”
“Baik, lalu kelemahannya apa? Pasti ada dong…” goda Josh.
“Ya…, walaupun password lapis 6 ini kuharap bisa juga digunakan pada OS dibawah awal Milenium, pastinya diperlukan waktu tambahan untuk memproteksi dan membukanya, kemudian yang keenam yaitu proteksi code tersebut hanya bisa diterapkan pada jenis files tertentu. Namun untuk database personal, password lapis 6 ini rasanya cukup, mengingat kita belum mengadopsi program khusus untuk database kantor secara menyeluruh.” lanjut Geo.
Terkenang itu, tanpa terasa pipi Joshadu basah oleh air mata…. “Duh…, cepat sembuh ya Geo…” jerit hatinya yang kini tak dapat menahan isak.
Lalu dari tasnya diambil sebuah flashdisk 2G yang diberikan karyawannya tadi, kemudian jemarinya menekan tombol power PC pribadinya.
Sesaat kemudian setelah memasukkan password, monitor LCD PC nya menampilkan ‘jendela’ yang siap digunakan. flashdisk tersebut lalu ditancapkan pada CPU nya.
Josh tersenyum melihat isi flashdisk tersebut, yang mungkin tidak ada yang mengira kalau itu files data kerja…
“Ini lho rahasianya untuk membuka files terproteksi password lapis 6 ku…, bila ada tanda demikian, maka berarti file ini demikian dan buka dengan password demikian yang kita dapat dari kode demikian sesuai dengan kondisi demikian…” terang Geo suatu sore….
Kini keterangan Geo itu membantunya membuka dan membaca file dari flashdisk tersebut dengan lebih cepat seperti membaca file biasa, walau agak repot dan beda.
5. GEO CODE
U
ntuk kode-kodenya, Josh sebenarnya masih belum memahami semua, karena walaupun kode dari A sampai Z sudah diberikan oleh Geo, namun kode itu bukanlah kode structural komputer, hexadesimal, binner atau lainnya yang mungkin ada dibuku computer ataupun internet, melainkan asli enskripsi gaya Geo sendiri yang akan diperbaharui bila menemukan ide lain lagi.
Memang ada tanda-tanda khusus untuk kode yang diperbaharui serta singkatan lainnya…., tapi bukankah bagi orang lain cukup menyulitkan, seperti halnya yang disebutnya ‘multi kompilasi’ untuk tulisan ‘terima kasih’ diterjemahkannya ke bahasa Inggris yang diketahuinya jadi ‘Thanks’ lalu digabungkannya dengan bahasa Jepang yang diketahuinya jadi ‘Arigatou‘ kemudian diambil huruf depannya saja sehingga disingkat jadi ‘TA’ , kemudian singkatan ‘TA’ ini dibalik urutan hurufnya sehingga menjadi ‘AT’ membalik singkatan ini adalah kolaborasi imajinasinya dengan nuansa nama kota ‘Malang’ kesukaannya yang biasa dibalik menjadi ‘Ngalam’. Kemudian ‘AT’ tersebut ditulis dengan tanda khusus, dan hanya memerlukan dua sentuhan jemari pada tuts keyboard pc untuk menghasilkan 1 ketikan tanda khusus, yaitu : @ , namun arti tanda ini tidak selalu ‘terima kasih’ di Geo Code, sebab tergantung kode kalimatnya.
Ada kode khusus pada awal kalimat yang menjadi patokan info bahwa suatu tulisan kode pada kalimat tersebut asalnya diterjemahkan dari bahasa apa ke bahasa apa kemudian apa, serta di singkat berapa huruf dengan imajinasi apa.
Pernah suatu ketika Josh memperlihatkan tulisan allay di internet pada Geo. Ternyata Geo agak kesulitan dengan tulisan tersebut walaupun berhasil membacanya dengan mengira-ngira dan menyatukan kalimatnya terlebih dahulu, menurutnya tulisan tersebut suatu kreasi tersendiri, namun tidak cocok untuk tulisan yang bersifat rahasia, selain penggunaan pada asterik password dan style lainnya.
“Beda… Josh, kodeku ini lebih cenderung pada sandi rahasia yang tidak mudah dimengerti. Walau sederhana, namun dengan kompilasi singkatan dengan beberapa terjemahan bahasa asing yang bahkan mungkin artinya berbeda, tentu membuat kodeku yang kunamakan Geo Code ini memiliki style tersendiri.” jelas Geo.
Joshadu menatap Geo yang tersenyum padanya, ya sudah hampir setahun ini seakan batasan kerja Geo dengannya tidak ada selain dalam lembar-lembar dokumen atau surat kerja.
Geo tidak memanggilnya ‘Kak, ‘Bu, atau lainnya dan itu memang atas permintaannya sendiri, karena memang usia Geo tiga tingkat diatasnya. Joshadu cukup gembira dengan keadaan ini, dimana tempat kerja yang dirintisnya ini ternyata sangat nyaman dengan sistem kekeluargaan, saling mengasihi satu sama lain dengan tetap mengedepankan keprofesionalan…, disamping itu Josh juga ada hati pada Geo..., karyawan pertama dan cinta pertamanya ini.
“Jadi kode tersebut hanya kamu dan aku yang tahu?” tanya Josh meyakinkan.
“Sampai dengan saat ini ada 6 orang termasuk kita yang mengetahui kode ini, namun yang perkembangan terbaru tentulah kita….” Jawab Geo.
Josh menatap monitor komputer berisi tulisan kode tersebut, lalu menatap Geo, ada rasa makin penasaran dengan kode ini, “Siapakah mereka” tanyanya.
Kini ganti Geo menatap Josh dengan tersenyum, lalu berkata “pertama adalah seorang cewek genius di Tretes yang kini entah dimana, kedua seorang sahabat hebat yang menetap di Tulunggagung bersama istrinya, ketiga adalah seorang sahabat yang memiliki analogi mirip denganku yang entah kini berada dimana, keempat adalah kakakku 'Yg' di Bali, kelima dan keenam adalah kita….”
“Hmm aku tahu…, pengarangnya adalah kamu dan mereka termasuk aku yang mengikuti khan…” goda Josh.
“Hampir benar, tapi aku mulai menyukai kode semacam ini adalah karena cewek genius tadi, kode-kode yang diberikannya dulu cukup menarik minatku, namun semenjak aku berkenalan dengan benda bernama komputer, aku mulai ingin agar kode tersebut bisa diketik secara langsung dari keyboard tanpa program khusus dan dapat diterapkan dengan ten finger sytem atau tidak, bahkan bisa diketik dengan mesin ketik manual.
Bila ada salah satu tuts keyboard PC tidak berfungsi, atau tuts mesin ketik manual model lama tidak terdapat tanda yang diharapkan, maka bisa dikompile dengan tanda kode khusus mendampingi multi kompilasinya.
Berhubung kode-kode yang dulu itu adalah tulisan tangan yang terkadang semacam gambar bunga, pedang, tombak dan lainnya, kalaupun mau di terapkan dikomputer, harus membuatnya dulu di corel atau semacamnya lalu mencompilenya sebagai extensi font dengan program khusus. Kemudian menginstal font tersebut. Kendalanya bila dibuka dikomputer lain yang belum diinstal font tersebut, maka susunan kode akan kacau tidak terbaca bahkan juga sulit bagi pembuatnya…. Lalu aku upgrade total kode itu dalam beberapa dekade sampai yang terakhir ini demikian dan kuberi nama Geo Code…, Geo Code ini bisa dikirim by email, yang bisa dibuka dimanapun berada asal bisa membaca arti kode ini, bila ada yang sangat spesifik, aku menambahkan multi kompilasi dan kode khusus bila diperlukan, serta bisa juga menjadikannya sebagai format html seperti kesukaanku belakangan ini, atau menyelipkannya diantara kode html itu sendiri…” jawab Geo santai menerangkannya.
“Geo Code ini aman, tidak mewakili program computer apapun, karena Geo Code sifatnya adalah info tersembunyi tanpa merusak atau mengeksekusi suatu perintah program computer apapun” lanjutnya.
“Wah hampir mirip kesukaanku juga dong…, bedanya aku hanya menggunakan coretan cerita….” Sahut Joshadu menatap Geo dengan senyuman.
Geo tampak sedikit mengeryit lalu pandangannya berbinar dan berkata, “Oh seperti cerita Joshananda Nadisona Astatiara itu ya…, hebat, aku ingin bisa menulis seperti itu. Hmm…, kok nama tokoh cerita itu mirip dengan namaku ya…, ada ‘nanda’nya…”
Senyum Joshadu mengembang. “Itu hanya kebetulan saja, cerita fiktif dara bernama Joshananda Nadisona Astatiara karanganku itu juga kuselipkan nama panggilanku ‘Josh’ he he he….” balas Joshadu.
“Dan upgrade Geo Code terus kamu lakukan…, menuju yang mungkin bisa dilakukan bukan?… ha ha ha….” pungkas Josh kemudian sambil tertawa mengembalikan pembicaraan ke Geo Code.
6. FILE ITU
E
h…, itu file apa?” batin Josh tersadar dari lamunan ketika kursor mousenya menyentuh sebuah file berkapasitas hanya 1kb dan berextention *.txt di monitor LCD PCnya.
“Nggak biasanya Geo membiarkan file terbuka tanpa password, atau ini kamuflase lainnya…” Joshadu penasaran ingin tahu.
Ketika file tersebut diklik dan terbuka, ternyata isinya hanya 6 baris tulisan, namun kesemuanya adalah kode sandi.
Josh tersenyum ketika memeriksa tidak ada kode khusus yang melambangkan file tersebut apa, dengan demikian file tersebut adalah asli file *.txt yang isinya adalah itu. Namun yang membuat agak sulit adalah ternyata isi tulisan kode tersebut berpadu dengan multi kompilasi…
“Duh apa ya arti kode di file itu…?” tanya hatinya.
Segera Josh membuka file yang pernah diberi oleh Geo beberapa waktu lalu yang berisi info multikompilasi terbaru by Geo. Setelah didapatnya, Josh meraba satu demi satu arti kode tersebut.
Tidak mudah, karena ada beberapa yang memakai multi kompilasi dari prosa kata dan bahasa…, lebih sulit dari pada sebuah kalimat allay yang terkadang memenuhi facebooknya.
“Namun bila semua orang mudah membacanya, bukankah itu justru membuat kode sandi ini kehilangan kelas privasinya…” relung Joshadu terus mencoba meraba.
“Hmm, sebenarnya aku menyukai kode sandi Geo ini karena dulu akupun pernah mempelajari yang hampir sama fungsinya sewaktu ikut Praja Muda Karana label merah…” batin Josh.
Sambil coba terus menerjemahkan kode sandi buatan Geonanda Winartha tersebut, Josh ingat sewaktu remaja pernah jadi Penggalang Praja Muda Karana atau Pramuka Penggalang. Ada beberapa sandi yang dipelajari, seperti sandi rumput, morse, kotak, dan lainnya. Kini Josh sudah lupa dengan sandi-sandi yang dulu itu, hanya beberapa sandi kotak masih sekilas diingatnya. Kala itu ada dua versi sandi kotak yang dipelajarinya, yaitu dwi dan tree.
Tapi kesemuanya memang tak bisa langsung diketik pada computer seperti sandi kode Geo ini.
“Apa ya sebenarnya arti kode di file itu…?” penasaran Josh dalam hati sambil terus merangkai kode-kode tersebut tak peduli malam kian larut menghampiri pagi bersamaan dentangan lonceng jam kunonya berbunyi sekali di ruang tamu terdengar masih gagah seperti dulu saat remajanya bermimpi.
“Nah… ini komplit sepertinya…” gumam Josh pada diri sendiri ketika mengetahui bahwa usahanya ternyata berhasil menerjemahkan kode sandi Geo nya ke bahasa Indonesia yang utuh.
“Oh Geo..., kamu sedang menulis apa ini, lanjutannya dimana?" batin Joshadu bertanya sendiri sambil coba perhatikan kembali kode demi kode pada file tulisan tersebut yang sepertinya terpotong.
“Apa tadi sewaktu mengetik ini, tiba-tiba terjadi gempa dan Geo belum sempat meneruskan serta mempassword opennya…”
Joshadu mengetahui bahwa file sederhana *.txt dari notepad standart pun bisa dipassword open menggunakan password lapis 6 by Geo. Namun mungkin karena kecapean, Josh kurang menyadari bahwa sebenarnya file itu telah menggunakan bagian dari proteksi tingkat 6 yakni proteksi code by Geo, karena semua isi tulisannya adalah berupa Geo Code. Inilah yang coba dikembangkan Geo yaitu tulisan terproteksi independent tanpa password dan atau lainnya.
Joshadu berhasil merangkai kalimat yang tersembunyi di hamparan kode tersebut, karena telah diberi petunjuk dan catatan versi terbaru oleh Geonanda Winartha beberapa waktu sebelumnya untuk membaca Geo Code.
“Kalau terjadi apa-apa…, bagaimana ya…., aku tidak tahu dan binggung rasanya…. Kok dari tadi nggak ada telp kabar perkembangan Geo di rumah sakit ya…, atau mereka sudah pada tidur? Tapi yang penting Geo harus sembuh…, harus….” hati Josh seakan tak henti-hentinya bersuara.
“Oh Geo…, kamu tidak sedang berada disegitiga bermuda…, kamu tidak sendiri ada aku yang merindukanmu….“
Air mata kembali menetes dipipinya, "Geo..., cepat sembuh ya..." harapnya sambil melamun.
“Mengapa kamu bisa jatuh Geonanda…., Joshadu Windowsadu yang kamu lihat sepertinya selalu tenang, kini sulit untuk tenang Geo….” tangis Josh kini tak terbendung lagi, tetesannya seakan lebih deras dari hujan diluar rumah yang seakan menemani sunyinya malam merambat pagi….
“Oh Geo…,file itu...” zzz....
Joshadu Windowsadu merasa dinding ketenangannya roboh, dia lunglai, capek dan tertidur tak mampu mendengar dentang lonceng jam kunonya berbunyi tiga kali dikesunyian pagi yang masih merintikkan hujan bercampur desir angin dingin….
File itu berisi tulisan yang terpotong, seperti berikut ini :
Joshadu... nama lengkapnya adalah Joshadu Windowsadu, dara yang terlihat selalu tenang. Mungkin bagi yang baru mengenal, ada yang menganggapnya terlalu pendiam atau bahkan introvert...
Bagiku dia bagai air sejuk ditengah dahaga dalam gersang asa berlayar coba gapai pelangi harapan indah.
Dibalik ketenangannya yang terkadang mencenungkanku sedang berada di tenangnya lautan luas tanpa tepian, tanpa ombak, tanpa badai, bahkan anginpun diam seakan di cerita tenang segitiga bermuda..., dia sangat membuatku rindu.
Betapa dia tak mempedulikan perbedaan status, bila mengingat jenjang akademik serta karirnya, sangatlah jauh dar...
Joshadu Windowsadu, Geonanda Winartha, Joshananda Nadisona Astatiara, Sayaka Ventalase, Joshepine Sastrabunga Tunggakirana dan Joshinta Citraswara Linigempita
serta segenap tokoh cerita Joshaxis, mengucapkan :
SELAMAT ULANG TAHUN PERTAMA
www.joshaxis.co.cc
happy 1st anniversary
serta segenap tokoh cerita Joshaxis, mengucapkan :
SELAMAT ULANG TAHUN PERTAMA
www.joshaxis.co.cc
happy 1st anniversary
Prepared by www.joshaxis.co.cc
0 komentar:
Post a Comment
U Comment I Follow
Thanks For Your Comment....