Berhubung sebentar lagi kenaikan kelas, maka sang putri tercinta terpaksa harus rela bangun pagi-pagi untuk segera berkemas pergi ke Sekolahnya di Jakarta. Nanti setelah kenaikan kelas rencananya sang putri akan pindah sekolah di Harapan Indah.
Sampai kini jalanan utama menuju Harapan Indah, di pagi hari masih sering dibayangi dengan kemacetan. Sehingga untuk menghindari kemacetan tersebut, maka Mirna memilih lebih awal dari yang awal ketika jalanan masih agak sepi untuk berangkat dari Harapan Indah menuju Jakarta.
Lain halnya dengan Yuni (bukan nama sebenarnya). Untuk menghindari kemacetan, maka Yuni yang juga baru tinggal di Harapan Indah ini lebih memilih berangkat ter-akhir dari yang akhir pada jam berangkat kerja di pagi hari. Beruntung bagi Yuni, karena dia tidak begitu terikat dengan jam kerja. Oleh karena itu untuk berangkat kerja, dia memilih antara jam delapan dan sembilan pagi, dimana jalanan sudah agak sepi.
Tidak sedikit penghuni perumahan Harapan Indah dan sekitarnya berlaku seperti Mirna ataupun Yuni dalam mengantisipasi kemacetan lalu lintas. Ada yang berangkat lebih awal, ada pula yang berangkat lebih akhir.
Namun Senin pagi itu, baik mereka yang seperti Mirna atau Yuni, atau juga yang terbiasa dengan sesaknya macet pagi hari, semua pada gerah menghempas pagi. Kemacetan luar biasa terjadi dari sebelum terbit matahari sampai teriknya menyengat di kulit ari. Usut punya usut ternyata ada kecelakaan yang terjadi di jalanan depan pasar Menteng bahkan menimbulkan beberapa korban jiwa.
Wow benar-benar pagi yang gerah. Di tengah kemacetan tersebut, banyak keluhan yang tertahan dan terucapkan. Ada pula yang nekat lewat di tengah sawah. Sebut saja Wany dan Lumi, dengan sepeda motor bebek mereka menerabas lewat di samping Sport Center Harapan Indah yang adalah sawah. Bahkan ada yang sangat kegerahan dan merasa kecewa berat dengan keadaan itu, lalu mencoba menghubungi pihak kepolisian untuk meminta bantuan agar jalanan di Harapan Indah segera lancar. Namun sayang telepon yang dihubungi sedang sibuk gerutunya.
Angkatan 66 (berangkat jam 6 pagi dan pulang jam 6 sore) atau 56 atau yang lainnya mungkin, tapi yang jelas Hidup di Harapan Indah jika kerja atau kesibukannya di Jakarta, mau tidak mau (tidak mau!! mungkin ini jawabannya – red) tiap hari harus menghadapi kemacetan yang menggerahkan. Apa lagi bila ada kecelakaan atau yang lainnya, maka kemacetan tersebut bertambah lama. Sampai kapan hal ini terjadi?
(Artikel ini pernah dimuat di Koran Independent POTENSI Jabotabek)
0 komentar:
Post a Comment
U Comment I Follow
Thanks For Your Comment....