Lalu otak menambahkan, “Ide, perumusan dan spekulasi yang bagus, itulah hal-hal yang memberi hasil. Kata-kata sederhana hanya merupakan pemborosan waktu.”
Lidah berkata, “Saya ahli dalam istilah-istilah teknis, kata-kata asing, dan pidato-pidato hebat. Saya tidak mau disibukkan lagi dengan kata-kata sederhana.”
Jadi, hati mulai mengirimkan hanya kata-kata hebat kepada lidah. Otak hanya menciptakan kata-kata yang terpelajar dan lidah membuat pidato-pidato yang hebat. Tidak ada lagi kata-kata sederhana yang muncuk dari bibir manusia.
Setelah keputusan itu dibuat dan dijalankan, dunia menjadi kosong, dingin dan tidak mengandung harapan.
Tetapi selalu ada sejumlah orang yang tetap mengingat kata-kata sederhana. Mereka
mulai mencari kata-kata itu dalam sejarah masa lalu. Awalnya, mereka merasa takut ditertawakan. Namun hal yang sangat menarik adalah bahwa kata-kata sederhana yang mengandung kegembiraan itu mulai merambat dari mulut ke mulut, dari kepala ke kepala, dari hati ke hati, dan dalam waktu singkat kata-kata itu sudah meluas.
Duniapun kembali menjadi tempat yang bersahabat.
Sejumlah kata sederhana itu antara lain adalah,
1. Terima kasih.
2. Semoga kamu baik-baik saja.
3. Bagus!
4. Ada yang bisa aku bantu?
5. Hebat!
6. Majulah terus. dll
Salam Josh ...
0 komentar:
Post a Comment
U Comment I Follow
Thanks For Your Comment....