“Hai apa kabar…, waduh lama nggak masuk…, emang lagi kemana aja, sibuk ya…?” sapanya.
“Oh terima kasih…, hmm bisa dibilang demikian….” Jawab Joshadu Windowsadu pada seorang teman yang menyapanya.
“Eh sory nih tadi aku kurang ngerti yang dijelasin oleh Bpk. Dosen, kamu dah ngerti ya… tolong jelasin dong….” pinta Joshadu Windowsadu yang juga biasa disapa ‘Josh’ tersebut.
“Oh yang tadi tuh berkaitan dengan tabel keterangan sebelumnya :
==========================================
—Kelas— Netword—ID—Host ID— Default Sub
==========================================
1 – 126 : A— W — X.Y.Z— 255.0.0.0
128 – 191 : B— W.X — Y.Z — 255.255.0.0
192 – 223 : C— W.X.Y — Z — 255.255.255.0
224 – 239 : D— Multi Cast
240 – 247 : E— Experiment
Alamat broadcast : 255.255.255.255
Jadi bila ada soal demikian :
==========================================
No— Jaringan — Kelas— No IP 1— No. IP Terakhir— IP Broadcast
==========================================
1— 10.0.0.0
2— 128.3.0.0
Maka jawaban no.1 yang telah diketahui jaringannya tersebut kita lihat rangge pertamanya di tabel keterangan sebelumnya.
Dimana untuk 10.0.0.0 adalah kelas : ‘A’ (krn rangge pertamanya yaitu 10 ada dalam rangge antara 1 – 126)
dan angka yang dapat diisinya ada tiga yaitu .0.0.0 (lihat default sub).
Kemudian No. IP 1 kita isi dengan menganti angka 0 terakhir jaringannya dengan angka 1 sehingga menghasilkan angka : 10.0.0.1
Lalu No. IP Terakhir kita isi dengan menganti yang dapat digantinya dengan 255 yaitu .0.0.0 pada jaringan tersebut
dengan mengurangi 1 pada nilai terakhirnya, sehingga menghasilkan 10.255.255.254
Sedangkan IP Broadcast kita isi seluruh angka 0 dengan 255 (lihat alamat broadcast).
Untuk jawaban no. 2 dan selanjutnya hampir sama dengan no.1 tadi
jadi untuk mulai menentukan angka-angkanya harus menyesuaikan juga.
Sehingga jawaban lengkapnya demikian :
==========================================
No— Jaringan— Kelas—No IP 1—No. IP Terakhir—IP Broadcast
==========================================
1— 10.0.0.0— A — 10.0.0.1— 10.255.255.254— 10.255.255.255
2— 128.3.0.0— B— 128.3.0.1— 128.3.255.254— 128.3.255.255
“Ah bisa aja kamu ‘Prof’…, ngetes aku….” candanya kemudian.
“Weh… aku nggak ngetes kamu kok ‘Jeng’….” balas Josh tersenyum dan berkata lagi “Terima kasih ya penjelasannya….”
“He he he… thanks juga…, eh gimana ceritanya dah lanjut belum?” gumamnya.
Josh terdiam sesaat dan balas bertanya “Cerita apa?”
“Itutuh yang biasa di FB…, aku suka membaca and mengikutinya lho…, walau nggak komen… he he he…” ucapnya.
Agak terkejut mendengarnya namun seolah biasa Josh menjawab “Wah makasih yach…, ehm…, baiklah ceritanya mungkin seperti ini…..
*
Sepuluh tahun yang lalu di bulan Agustus 2010 ada seorang dara jelita berambut panjang sebahu bernama Joshananda Nadisona Astatiara yang memiliki hobi sedikit corat-coret kata cerita ditanya oleh rekan studynya yang juga seorang dara tentang hobinya tersebut barang kali telah ada cerita baru tercipta…
Sambil tersenyum seakan ceria, dia mulai berkisah tentang sebuah cerita yang dia beri judul 'BELANTARA'.
"Aku punya cerita berjudul 'BELANTARA', cerita ini seperti ini…
**
Disebuah zona, gerimis membasahi sore…, dan senja datang mengusik rindunya berteman angin serta derunya angan….
Tapaki jalan berliku sudah terbiasa baginya. Putar haluan juga pernah dilaluinya bahkan sejak masa tunas remajanya.
Dulu sebelum tiga tahun mengenyam Sekolah Dasar dekat Sentra Terminal Unsur kota ‘Persimpangan’, hamparan keloknya arah bahkan curamnya lembah cukup sering dilihatnya. Ya…, Malang, Sengkaling, Batu, Pujon, Pulungan serta Tretes merupakan area yang indah dinikmatinya sekaligus belajar memperhatikan likunya jalan yang dianggapnya ‘rimba’ di kedua bola mata kecilnya dengan berbagai angan.
Penatnya raga tapaki jalanan dan tangga ke puncak Bromo yang dinginpun pernah menjadi memorynya saat saksikan indahnya panorama kawah serta terbitnya Sang Surya di sana tiga tahun usai menamatkan Sekolah Menengahnya.
Pertama kali lepaskan pegangan, keluar dari zona aman dan mencoba berjalan di alur berbeda bahkan dialaminya sendiri dua tahun sebelum Sekolah Menengahnya usai.
Beberapa kenyaman kota serta ‘Pulau Dewata’ dari sisi berbeda pernah juga mampir dinafasnya.
Dua setengah tahun sebelum Milenium tiba, ‘Jembatan Baru Pesing’ satu bulan coba dilaluinya seakan ‘Type Hypertext’ yang memiliki cukup ‘Link Sheet’ bersama teman ‘berbudi’ dalam petualangan pertama di Jabotabek yang dianggapnya ‘Belantara’.
Setahun berikutnya ada ajakan lain untuk berpetualang di ‘Belantara’ Jabotabek kembali dengan ‘style property’ lebih baik dari sebelumnya karena include ‘Type Hypertext’ yang terstruktur . Kemudian mulailah dikenalnya agak dekat ‘nama’ seperti Senen, Grogol, Gading, dan beberapa lainnya yang waktu petualangan pertamanya hanya sekilas.
Petualangan kedua ini cukup indah baginya walau debu, liku, ditambah macetnya jalan terkadang juga sesak untuk bernafas lega. Pada suatu hari petualangan ini seakan terasa cepat berakhir dan kembali lagi ke kota ‘Persimpangan’ itu.
Kini petualangan ke zona sama yang ketiga telah hampir dua bulan lebih sejak tiga tahun lalu dijalaninya. Bermula dari hamparan ajakan yang memberikan kesempatan untuk coba berjalan sendiri mendaki tebing menuju puncak di ‘Belantara’ Jabotabek dengan ‘style property’ berbeda karena include ‘CSS dan Markup Langguage’ dengan ‘Pseudo Classes serta Element’ yang dilengkapi ‘Encoding Script Strict Extensible’.
Namun ‘Syntact Error’ seakan tak jemu menghampiri, karena ‘Type Sheet’ yang sekarang berbeda dengan ‘Type Hypertext’ yang dahulu…. Ada beragam ‘Case Sensitive’ dan ‘Looping’ untuk ‘Valid’.
Pijakan langkah kakinya yang sendirian coba mendaki menuju puncak kini seakan longsor…. Reflek dia meraih yang masih bisa dengan tangannya di pendakian tebing itu.
Di tengah kesepian dan galau, pandangannya segera coba rekam yang ada…, dan ketika dilihatnya kebawah seakan tiada dasar yang terlihat memberi kemungkinan harapan. Sambil berusaha merangkak naiki curamnya tebing agar dapat berjalan lagi dijalan rata…, dia rangkai angan tuk tuliskan berbagai fenomena tuk berjalan atau berlari bahkan terbang lintasi cakrawala. Sementara gravitasi bumi seakan terasa lebih menyedotnya untuk jatuh. ‘Sayap’nya yang masih diharapkan untuk terbang sedang patah…, ‘Kaki’nya yang diharapkan mampu berjalan atau berlari kini seakan tanpa pijakan….
Kedua bola matanya yang dulu sewaktu kecil cukup sering memperhatikan likunya jalan dengan berbagai angan, kini perih manahan hembusan debu… dan coba mengelak dari kerikil yang menghunjam….
‘Belantara’ ini berbeda dengan ‘rimba’ yang dulu sering dilihatnya. Dulu dua bola matanya dapat melihat ‘body, header, main, dan footer serta bila ada under’ sekalipun.
‘Belantara’ ini nyaris tak terduga…, seakan rata tapi berkelok, seakan datar tapi terjal, seakan kokoh tapi bisa roboh, nyaris tak terdengar ‘auman harimau’ seperti di ‘rimba’ yang dulu.…’
Semakin lama bertahan…, gaya gravitasi sepertinya semakin kuat dirasa menambah berat beban yang mungkin makin bisa membuatnya jatuh…. Kedua tangannya memerah panas menahan kesemutan akibat lamanya bergelantungan di terjalnya karang.
Dan lanjutan tulisannya masihlah di angan….”
*
“Begitulah sedikit corat-coret kata ceritaku kali ini” ucap Joshananda Nadisona Astatiara dara berambut panjang sebahu tersebut mengakhiri ceritanya….
**
“Begitulah ceritanya” jawab Josh.
“Jadi dari cerita itu, dapat dipastikan dia jatuh dong…” tanyanya.
“Hmm…, mungkin belum tentu demikian…, siapa tahu ada burung gagak….” Sahut Josh sambil tersenyum.
“Hebat… ceritanya ada dalam cerita … dan ada burung gagak segala…. Trus pesannya apa ya…” ungkapnya.
Sambil tersenyum Josh menjawab “Hanya cerita kok…”
Tak lama sesudah itu ‘Om Inu’ Sobat yang telah ditemui Josh sebelum masuk kelas tadi menghampiri dan berkata “Yuk ke ‘Sanggar’ sambil menunggu praktek Komputer jam tujuh nanti….”
Kembali Josh menikmati indahnya panorama ‘Sanggar’ dan hidangan yang disediakan serta keakraban didalamnya….
Bermain gitar serta beberapa obrolan hangat termasuk diantaranya tentang ‘kopi enak’, ‘kopi mahal mencapai seratus ribu rupiah karena airnya melalu proses semacam penyulingan’ dan komputer internet serta lainnya…
Membicarakan internet terfokus pada beberapa system koneksi yang dipakai termasuk modem simple seperti modem dari berbagai jasa layanan operator baik GSM maupun CDMA yang tinggal plug and play.
“He kok diam aja Josh…, biasanya kalau membicarakan modem yang simple, kamu selalu mempromosikan operator kesukaanmu…” sapa cewek ramah yang menanyakan ‘ceritanya tadi’
Sambil makan tahu goreng, Josh menjawab “Hmm… sekarang operator kesukaanku itu mulai kurasa sering trauble terlebih pada jaringan GPRS nya yang sering aku pakai…. Seperti untuk membuka FB biasanya sering aku lakukan dari HP, namun kini di tempatku sinyal menurun…, jadinya sering putus, ditambah beberapa kesibukan jadinya nggak bisa selalu OL seperti dulu…. Bahkan kadang komen di FB aku balasnya sehari kemudian…. Oh iya kamu sendiri khan indentik dengan kartu murah yang tersohor itu…, kok kamu juga seakan tidak menjagokannya….?”
“Ya… hampir sama denganmu Josh…, mungkin banyak yang pakai jadinya ya agak seperti itu” sahutnya.
“Sobat kita ‘Kang Tar’ berulang tahun lho…, sebentar lagi mungkin datang….” Kata ‘Om Inu’ ditengah obrolan senja sedikit gerimis itu….
“Wow selamat ulang tahun ‘Kang Tar…” gumam Josh dalam hati….
***
“Weh…, aku bingung deh…, sebenarnya tokoh cerita yang kuliah itu siapa ya…. Joshananda Nadisona Astatiara atau Joshadu Windowsadu…? Dan apa cerita Joshadu Windowsadu hanya begini?” tanya Joshinta Citraswara Linigempita menanggapi tulisan Joshepine Sastrabunga Tunggakirana kali ini.
“Dua-duanya adalah tulisanku…., Joshadu Windowsadu dalam ‘bundle’ angan ceritaku bukan hanya begini. Untuk beberapa cerita seperti ini hanyalah versi ‘simple’. Joshananda Nadisona Astatiara itu aku buat sebagai dara tokoh cerita karangan Joshadu Windowsadu. Dan Joshadu Windowsadu itu adalah dara tokoh cerita utama karanganku ini…. Settingnya aku buat agak sama dengan beberapa perbedaan…. Ya misalkan membuat template blog memiliki garis besar kesamaan susunan hampir seperti ini :
#body{…}
#outer-wrapper{…}
#header-wrapper{…}
#header{…}
#content-wrapper{…}
#main-wrapper{…}
#post{…}
#sidebar-wrapper{…}
#sidebar{…}
#footer{…}
Yang tentunya bisa dirubah dan ada berbagai perbedaan seperti pada bagian type, variable, layout, control, serta lainnya….” Jawab Joshepine Sastrabunga Tunggakirana.
“Oh… iya, kamu sendiri mengarang cerita ‘Sayaka’ itu sepertinya juga hampir mirip dengan Joshaduku” lanjutnya.
“He… he… he… iya sih Josh…kita khan sahabat…, Sayaka karanganku itu juga seorang dara ‘coding’ pengarangannya masih jauh darimu..., seumpama kamu buat template versi XML, aku masih memakai versi HTMLnya…. Atau bila kamu menggunakan control ‘Frame’ untuk design web page, aku masih menggunakan ‘tabel’ … ” jawab Joshinta Citraswara Linigempita.
Dengan lembut Joshepine Sastrabunga Tunggakirana menanggapi jawaban sahabatnya ini “How…, bisa aja kamu…, memakai ‘versi’ lain bukan berarti lebih jelek lho…, mari kita berkarya memberi hal indah selama kita bisa dan masih ada untuk sesama tanpa membedakannya…. makasih yach….”
***
Dicopy dari Joshaxis Facebook Page dg alamat :
http://www.facebook.com/joshaxis.net
My best regards,
Joshaxis
0 komentar:
Post a Comment
U Comment I Follow
Thanks For Your Comment....